CLASSPOINT SCHOOL COACH

ClassPoint School Coach adalah predikat yang diberikan oleh ClassPoint Indonesia kepada peserta pelatihan Training Of Trainner (TOT) yang terdiri dari Dosen serta Guru dari seluruh penjuru Nusantara.

Alhamdulillah saya dalam kesempatan tersebut setelah menyelesaikan beberapa tahap Taining dari mengikuti materi Pelatihan hingga melakukan pengimbasan baik secara online maupun online, saya dapat menggunakan sematan ClassPoint School Coach dan merupakan angkatan pertama bersama belasan guru dari seluruh Indonesia.

Bangga jadi Guru, Long Life Learner.

Training Online dimasa Work From Home (WFH), Siapa Takut??

Wacana tentang industri 4.0 dimana pembelajaran akan berlangsung secara full online learning ataupun blended learning sepertinya terakselerasi dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya para pendidik, peserta didik yang digadang-gadang dengan label digital native, sejak dari buaian sudah terpapar produk teknologi informasipun seolah tergagap untuk menyesuaikan diri.

Sejak adanya wabah Corona menjamur dimana-mana training-training online, yang membingkai pembelajaran dengan work from home, baik dimedia sosial whatsapp, telegram dan melalui platform lainnya seperti MGMP, bahkan dibeberapa daerah, Dinas Pendidikan mewajibkan guru-guru mengikuti training online tentang strategi pembelajaran online untuk membekali diri tetap melakukan proses belajar mengajar secara daring.

Bersyukur saya telah dipertemukan dengan pak Sukani dalam wadah DOGMIT (Diklat Online Guru Melek IT) yang sudah saya ikuti sejak lima tahun yang lalu, banyak sekali bekal ilmu yang sangat menunjang pengembangan diri saya sebagai guru utamanya dibidang IT yang sangat saya rasakan dimasa-masa work from home seperti sekarang ini. lewat materi-materi training yang sudah saya dapatkan melalui training DOGMIT saya menjadi banyak pengamalan dan terbiasa, sehingga lebih memudahkan saya dalam menggunakan media pembelajaran online karena sudah sering menggunakan, tidak hanya dadakan seperti pada saat situasi pandemi Corona saat ini.

Jika ditanya, seberapa penting untuk saya mengikuti training online ataupun workshop baik online maupun offline, maka saya akan menjawab pasti dengan jawaban sangat penting, karena tidak hanya motivasi sebuah sertifikat, penyegaran skill yang telah dimiliki ataupun menambah wawasan, tapi lebih kepada menambah skill baru, apalagi dengan kaitannya perkembangan teknologi informasi yang berubah dan terbarui tiap detiknya, maka sangat penting untuk guru untuk terus mengup grade kemampuan skill IT, agar mempunyai kesiapan dan kemampuan yang memadai dalam melaksanakan pembelajaran full online learning ataupun blended learning, sesuai dengan perkembangan jaman.

Pilihan saya dan keputusan saya mengikuti DOGMIT yang diprakarsai oleh Pak Sukani sejak beberapa tahun yang lalu tidak salah dan malah sangat tepat, karena sangat terbukti menambah wawasan dan pengalaman saya dalam pengembangan pembelajaran menggunakan IT dan berimbas positif kepada siswa dalam pembelajaran, karena sebelum wabah Corona ini ada, saya sudah menggunakan dan mengenalkan blended learning dalam pembelajaran kepada siswa, contohnya pada materi training blog pembelajaran ataupun Learning Management System Schoology, sehingga siswa lebih dapat menyesuaikan diri saat guru yang lain menerapkan home learning seperti saat sekarang ini. selamat buat pak Sukani dan Diklat Onlinenya… semoga bertambah manfaat.

OLIMPIADE BEBRAS LATIH COMPUTATIONAL THINKING

    Pada Februari 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa Computational Thinking sebagai salah satu kompetensi baru yang akan masuk dalam sistem pembelajaran. Computational Thinking disebut kemampuan yang layak menjadi “C kelima” dalam keterampilan abad 21 selain Communication, Collaborative, Critical Thinking dan Creativity. Computational Thinking merupakan salah satu kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh seseorang, selain kemampuan dasar menulis, membaca dan berhitung, yang dalam penilaian Programe for Internasional Student Assesment (PISA) tahun 2018 untuk kategori membaca, Indonesia berada diurutan 6 dari bawah, menduduki peringkat ke 75 dari 80 negara.

Istilah Computational Thinking Computational diperkenalkan oleh Seymour Papert pada awal tahun 80-an, kemudian dipolulerkan oleh Jeanette M. Wing tahun 2006. Computational Thingking dalam pembahasan ilmu komputer didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat menyajikan suatu masalah dan solusi masalah tersebut dalam suatu pernyataan algoritmis yang dapat dieksekusi oleh komputer.
Banyak negara menyadari pentingnya Computational Thinking dalam pendidikan seiring begitu pesatnya perkembangan teknologi dan penggunaan komputer. Dalam lampiran Permendikbud no 37 tahun 2018 yang merupakan penyempurnaan kurikulum 2013 secara resmi dimuat istilah Computational Thinking sebagai salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum Nasional yang dipelajari dalam mata pelajaran Informatika pengganti mata pelajaran TIK. Salah satu usaha untuk memperkenalkan Computational Thinking di Indonesia dilakukan oleh Tim Olimpiade Indonesia (TOKI) yang sejak tahun 2016 mengadakan Bebras Challege, sebuah kompetisi dalam aspek pemecahan masalah menggunakan Computational Thinking. Bebras Challege Indonesia adalah kompetisi yang dilaksanakan secara online dan serentak dengan memberikan soal-soal yang dipersiapkan dalam workshop Bebras Internasional.

SMP Negeri 19 Purworejo pada pekan tantangan Bebras bulan November 2019 mengikutkan siswa-siswinya untuk mengikuti tantangan Bebras serentak se Indonesia. Tantangan dilaksanakan secara online, untuk kategori penggalang (SMP) siswa diberikan 12 soal yang harus diselesaikan dalam waktu 45 menit, soal-soal tantangan Bebras bermuatan Computational Thinking yang mengambil ruang pengetahuan yang diminiaturkan pada situasi sehari-hari, secara teknis penyelesaian tantangan Bebras bermuatan Computational Thinking memiliki empat langkah yaitu 1). Dekomposisi Masalah, 2). Menemukan Pola, 3). Abstraksi dan 4). Penyusunan Algoritma.
Dengan tantangan Bebras siswa diajak mengasah keterampilan berpikir untuk menyelesaikan persoalan melalui pendekatan contructionism terkait informatika dalam kehidupan sehari-hari, yang tujuannya buka sekedar menang tetapi yang lebih penting adalah untuk belajar berpikir menyelesaikan persoalan. Soal-soal tantangan Bebras mempresentasikan konsep-konsep informatika, mudah dimengerti, setiap soal berdurasi 3 menit dan disajikan secara menarik dan lucu.

Tujuan tantangan Bebras adalah memotivasi siswa untuk mulai tertarik dengan topik-topik informatika dan memecahkan persoalan dengan informatika, men-stimulasi minat siswa pada informatika, membentuk HOTS sebagai skill dan habit yang menjadikan kebiasaan pola pikir dalam memandang masalah lain temasuk pelajaran sekolah.

Berfikir adalah kemampuan yang dapat dilatih, salah satunya dengan menkontruksi pola pikir berdasarkan pengalaman. Computational thinking juga dapat dipelajari dengan cara berlatih menyelesaikan persoalan-persoalan yang terkait komputasi, melalui persoalan sehari-hari. Lewat latihan yang menarik, siswa dapat menerapkan teknik yang cocok untuk mendapatkan solusi. Setelah berlatih diharapkan siswa dapat melakukan refleksi serta mengkontruksi pengetahuan berpikir, kemudian membentuk pola berpikir komputasi, yang semakin lama semakin tajam, cepat, efisien dan optimal.

~Artikel Ilmiah Populer ini telah diterbitkan pada media cetak Jateng Pos~

Berbagi itu lebih membahagiakan

~The Happiest People is The Givers, Not a Taker~

Ada benarnya kalimat diatas,
Sesenang senangnya orang yang menerima atau mengambil tentu akan lebih bahagia yang dirasakan pada sisi si pemberi.
Memberi berarti kita memiliki, memiliki ilmu, harta atau hal lain yang dapat dibagikan meskipun hanya sesungging senyuman.

Namun kurang tepat juga jika dikatakan memiliki, lebih tepat jika dikatakan dititipi, karena pada hakikatnya apa yang kita punyai saat ini bahkan nyawa yang masih berada dalam ragapun adalah titipan dan mungkin juga sesuatu kita kita “miliki” saat ini didapat dari pemberian dari orang lain bukan murni dari usaha kita.

Maka jangan jadi pribadi pelit yaa…
Bagilah ilmu jika Allah berkenan menitipkan ilmu itu pada kita,
Bagilah harta jika kita diamanahi lebih dari sekedar cukup, yang menandakan disana ada hak orang lain.
Bagilah tenaga sehat kita dengan membantu orang lain yang memerlukan energi kita.
Senyumlah pada setiap yang kita jumpai, jikapun kita belum “memiliki” apapun.

Fakidusya’i laa yu’tii… (Orang yang tidak memiliki tidak akan bisa memberi).

Buku Learning Management System (LMS) Schoology

Sekarang untuk membangun kelas digital tidak perlu memiliki kemampuan expert dibidang pemrograman website, tidak perlu rumit-rumit membangun sistem dan memikirkan server. Dengan menggunakan Learning Management System (LMS) Schoology, semua guru atau siapapun dapat membangun konten bahan pembelajaran dan bahan ujian yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran E-Learning.

Ditulis permodul dengan langkah-langkah yang mudah dipraktikkan, dengan buku ini anda yang awampun dapat menyajikan pembelajaran berbasis Teknologi Digital dengan konsep e-learning, bebas ruang dan waktu dan yang pasti menyenangkan bagi generasi digital native yang sangat familiar dengan perkembangan teknologi informasi.

Temukan keunggulan dan kemudahan membangun kelas digital dengan Schoology dibuku ini!

Buku ini disusun dalam modul-modul tahapan dengan langkah-langkah yang mudah untuk dipraktikkan :

MODUL 1 : PENGENALAN LMS SCHOOLOGY

MODUL 2 : MEMBUAT AKUN SCHOOLOGY INSTRUCTOR

MODUL 3 : MEMBUAT KELAS PADA LMS SCHOOLOGY

MODUL 4 : MANAGEMENT BUKU NILAI

MODUL 5 : MEMBUAT SOAL / TEST ONLINE

MODUL 6 : MENGELOLA SOAL ONLINE

MODUL 7 : MENGELOLA MATERI AJAR

MODUL 8 : MEMBUAT AKUN SISWA

MODUL 9 : UJI COBA AKSES AKUN SCHOOLOGY

MODUL 10 : IMPLEMENTASI SCHOOLOGY DI HP

Mengisi “Gelas Kosong” Kembali Dengan Training Online

Salah satu tanggung jawab intelektual seorang guru adalah terus menjadi pribadi pembelajar “long life learning”, selalu merasa menjadi “gelas kosong” yang berarti tidak merasa puas dengan ilmu yang sudah dimiliki sehingga selalu mempunyai semangat untuk terus meng-upgrade kemampuan diri untuk lebih baik lagi. Adalah penting untuk selalu memposisikan diri sebagai kelas kosong sepanjang kelas kehidupan berlangsung agar siap untuk diisi dengan ilmu, kebaikan, kebenaran ataupun nasihat.

Mengikuti kelas training online adalah salah satu cara yang saya sukai untuk mengisi analogi “gelas kosong”  karena waktunya yang fleksible dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan gadget yang terhubung dengan internet, dan training yang sudah klik dan sudah beberapa kali saya ikuti adalah E-training guru melek IT. Materi-materi yang ditawarkan sangat menambah wawasan  dan menambah skill IT saya yang pada akhirnya dapat saya implementasikan dalam pembelajaran dikelas bahkan materi-materi yang dipelajari bisa dijadikan inspirasi dalam melakukan penelitian ataupun inovasi pembelajaran, materi snipping tool pernah saya gunakan untuk membuat penelitian tindakan kelas hingga saya bekesempatan menjadi finalis guru berprestasi pada tahun 2018, materi Learning Management System (LMS) Schoology yang saya ikuti juga menjadi ladang amal dalam ber MLM (Multi Level Marketing) ilmu yang saya tularkan dalam beberapa In House Training (IHT) disekolah saya dan sekolah lainnya dan menginspirasi saya untuk menuliskannya menjadi sebuah buku sebagai sarana mengikat ilmu dan berbagi dengan skala yang lebih luas lagi.

Meski harus pintar-pintar memenage waktu disela-sela runtinitas dan seabrek pekerjaan domestik dirumah dan tugas-tugas disekolah tidak menyurutkan semangat saya untuk selalu mengikuti materi-materi baru yang ditawarkan E-training guru melek IT, bahkan batch-batch selanjutnya selalu saya tunggu-tunggu. Meski berbayar tapi keuntungan yang saya dapatkan dengan mengikuti training online guru melek IT jauh lebih banyak, dan menjadi sebuah kewajiban guru di jaman digital mengupgrade kemampuan ITnya untuk membersamai peserta didik generasi digital native yang sangat adaptive dengan aplikasi-aplikasi maupun perangkat IT, agar tidak terjadi kesenjangan dalam berinteraksi, berbicara sesuai dengan bahasa kaumnya, demikian sebuah hadist menyebutkan.

Salam DOGMIT 🙂

Training Online? Kenapa nggak?

“The mediocre teacher tells.

The good teacher explains.

The superior teacher demonstrates.

The great teacher inspires.”

(William Arthur Ward)

Guru biasa hanya berbicara, guru yang baik adalah yang menerangkan, Guru hebat adalah guru yang mendemonstrasikan, guru agung adalah guru yang menginspirasi.

Saya adalah seorang guru yang sehari-hari bekerja di SMP Negeri 19 Purworejo, dengan latar pendidikanku di Fakultas Teknik Informatika, saya diamanahi mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sebagai seorang guru adalah suatu kewajiban untuk selalu meng-upgrade ilmu, namun pesatnya perkembangan Teknologi dan Informasi yang dapat dikatakan perkembangannya bisa terjadi tiap detik dan sedikitnya kesempatan untuk mengikuti diklat-diklat teknis yang diselenggarakan oleh LPMP membuat saya sering merasa tertinggal dan gaptek.

Guru sebagai salah satu unsur dalam proses pendidikan, diharapkan selalu memperbarui kompetensi dirinya, terutama dalam pembelajaran. Hal ini penting karena semakin berkembangnya jaman maka semakin berkembang pula kualitas pengajaran, dan guru yang tidak meng-upgrade ilmu dan kemampuan akan menjadi guru yang tertinggal, bahkan mungkin tersaingi oleh anak didiknya.

Upaya meningkatkan kualitas guru bisa ditempuh melalui berbagai cara, salah satunya melalui diklat dan pelatihan-pelatihan. Seyogyanya guru bisa aktif mengikuti diklat atau pelatihan yang memiliki tujuan meningkatkan kompetensi baik secara formal maupun informal, offline maupun online.

Banyak sekali pelatihan-pelatihan online yang dapat diikuti oleh guru untuk meningkatkan kompetensinya, salah satu jawaban dari hal ini adalah mengikuti diklat online guru melek IT (DOGMIT) yang sudah banyak dirasakan manfaatnya bagi pengembangan diri guru-guru diseluruh pelosok tanah air Indonesia.

Pada pelatihan kali ini akan dibahas mengenai pembuatan e-learning menggunakan Android, tema yang sangat menarik dan selaras dengan konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis IT yang tidak terelakkan lagi dan e-learning merupakan program yang sedang dicanangkan di Kabupaten Purworejo sebagai “Smart City”.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengikuti diklat Online, selain sangat efisien dari segi waktu karena bisa memanage sendiri waktu belajar dan pengerjaan tugas-tugas selama diklat berlangsung, keterampilan dan ilmu baru yang diperoleh, dapat menjadi bekal dan inspirasi untuk melakukan pengembangan diri sesuai tugas professional sebagai guru, misalnya membuat Penelitian Tindakan Kelas, Karya Inovatif dan lain-lain.

Sukses terus untuk DOGMIT (Diklat Online Melek IT) Indonesia.

 

DIKLAT ONLINE GURU MELEK IT (DOGMIT) SOLUSI BAGI PENGEMBANGAN DIRI BAGI GURU

        LOGO DOGMIT by Pak Sukani

            Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis IT menjadi tidak terelakkan lagi. konsep yang kemudian dikenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contens) dan sistemnya. Disisi lain Pengembangan diri merupakan salah satu bagian dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang dijelaskan dalam Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. seorang guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan diri sesuai profesinya sebagai pendidik secara berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan zaman. Guru sebagai salah satu unsur dalam proses pendidikan, diharapkan selalu memperbarui kompetensi dirinya, terutama dalam pembelajaran. Hal ini penting karena semakin berkembangnya jaman maka semakin berkembang pula kualitas pengajaran, dan guru yang tidak mau meng-upgrade ilmu dan kemamampuannya akan menjadi guru yang tertinggal, bahkan mungkin tersaingi oleh anak didiknya.

       Upaya meningkatkan kualitas guru bisa ditempuh melalui berbagai cara, salah satunya melalui diklat atau pelatihan-pelatihan. Seyogyanya guru bisa aktif mengikuti diklat atau pelatihan yang memiliki tujuan meningkatkan kompetensi, baik secara formal maupun informal, offline maupun online. Salah satu jawaban dari hal ini adalah mengikuti Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) yang diadakan oleh pak Sukani, yang sudah banyak dirasakan manfaatnya bagi pengembangan diri guru-gur diseluruh pelosok tanah air Indonesia.

 12003006_10205072470311734_8785618911610976664_n

          Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) sudah sampai pada angkatan 25 dengan materi “Whiteboard Animation dan SnagIT For Education” dan “SnagIT”, dan diklat ini adalah diklat online kedua yang saya ikuti setelah sebelumnya mengikuti Diklat angkatan 20 dengan materi  “Pemanfaatan blog sebagai media belajar dan tes Online”. Banyak manfaat yang telah saya rasakan dengan mengikuti Diklat Online ini, selain sangat efisien dari segi waktu karna bisa dimanage sendiri timing belajar dan pengerjaan tugas-tugas selama Diklat berlangsung, dari Diklat sebelumnya yang pernah saya ikuti saya menjadi punya bekal dan inspirasi untuk melakukan Pengembangan Keprofesian Diri sesuai dengan tugas saya sebagai guru dengan telah membuat beberapa Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Inovatif dengan materi Diklat DOGMIT sebelumnya.

            Tentu ada harga yang harus dibayar untuk mengikuti Diklat online ini, tapi manfaat yang didapat tentu jauh lebih banyak dari nominal yang saya keluarkan, karna menurut saya Investasi tidak hanya dari segi harta tapi ilmu juga merupakan investasi yang tidak ternilai harganya yang bila dimanfaatkan dan tularkan bisa kita bawa hingga di akhirat kelak. Akhir kata salam DOGMIT….  🙂

Motivasi Mengikuti Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) Angkatan 20

     Saya sering mengatakan kepada siswa-siswi saya bahwa anak itu adalah juga anak zamannya, yang tentu saja sangat berbeda dengan zaman ibu bapaknya apalagi zaman kakek neneknya. Zaman mereka sekarang adalah zaman teknologi informasi yang perkembangannya begitu cepat bahkan dalam hitungan detik, untuk itu mereka harus mempersiapkan dan menyesuaikan diri berada atau menghadapi zaman teknologi ini, beradaptasi tentunya dengan hal-hal yang positif dari perkembangan teknologi itu. dan buat saya menjadi seorang pendidik di era digital seperti sekarang ini menjadi tantang tersendiri karena harus menyesuaikan diri menjadi seorang pendidik yang kreatif, profesional dan penuh inovasi sesuai zamannya, zaman teknologin seperti sekarang ini.
Perkembangan Teknologi yang begitu pesat memberi dampak diberbagai bidang, termasuk didalamnya bidang pendidikan dan sebagai seorang guru adalah suatu keharusan dan kebutuhan untuk tetap meng-up grade ilmu, mengembangkan bakat dan kreatifitasnya hingga mampu memantaskan diri menjadi profesional dibidangnya sesuai zamannya.
“Ada banyak jalan menuju ke Roma”, begitupun ada banyak jalan dan cara untuk saya meningkatkan kemampuan saya, salah satu jalan yang saya pilih dan sesuai untuk kondisi saya sekarang adalah mengikuti Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) Angkatan 20 yang diprakarsai oleh Pak Sukani. Mengapa saya utarakan diatas bahwa mengikuti diklat online ini adalah sesuai dengan kondisi saya saat ini? ya.. karena sebagai seorang  ibu yang memiliki putra yang masih kecil terkadang saya tidak leluasa atau lebih tepatnya berat hati jika harus meninggalkan rumah apalagi berhari-hari untuk mengikuti Dilkat atau pelatihan yang lain berhari-hari apalagi jika diluar kota, tapi hal tersebut semestinya tidak menjadi alasan saya untuk tidak menambah ilmu saya atau menghalangi saya untuk meng-up garde kemampuan, maka pilihan Diklan Online inilah yang saya ambil karna dengan mengikutinya secara online saya tidak meninggalkan rumah, aktivitas Diklat bisa saya ikuti secara online dimana saja dan kapan saja, yang penting saya harus pinter-pinter membagi waktu agar tidak mengganggu pekerjaan saya yang lain, baik disekolah maupun dirumah.

19609_10204353711263207_7239983525723914132_n

   Materi yang diberikan pada Diklat Online Angkatan 20 yang saya ikuti ini adalah “Pemanfataan Blog sebagai Media Pembelajaran dan Membangun Tes Online”  diadakan dengan pola 16 hari setara dengan 81 Jam Pelajaran (JP) dimana setiap JP sudah dibagi-bagi dengan waktu penugasan yang fleksibel agar setiap individu peserta diklat dapat aktif mengikuti diklat dan mengerjakan tugas  dengan menyesuaikan waktu diatara aktifitasnya masing-masing.

   Tentunya tidak ada kata terlambat untuk memulai walaupun jujur saya merasa terlambat mengikuti Diklat karna baru mengenal dan tau diklat ini beberapa minggu yang lalu dan baru bergabung mengikuti Diklat diangkatan 20, karena materi pada setiap amgkatan berbeda-beda. Terima kasih kepada pak Sukani sebagai Founder guru melek IT, Diklat ini sungguh bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan ilmu para peserta diklat dan semoga berdampak pada kemajuan pendidikan saat ini dan seterusnya.

Salam Dogmit… 🙂

This entry was posted on 15 Juni 2015. 1 Komentar